[RESENSI FILM] Little Forest Versi Jepang yang Penuh Kontemplasi
Film yang akan saya ulas kali ini adalah Little Forest versi Jepang. Film ini adalah salah satu dari sekian banyak film Jepang yang bertemakan gastronomi. Selain menceritakan tentang kehidupan sehari-hari yang menyentuh hati, film ini juga memperlihatkan cara pembuatan makanan yang mudah dipelajari sekaligus cara penyajian makanan yang benar-benar ciamik dan menggugah selera.
Judul : Little Forest - Summer, Autumn, Winter, Spring Romanji : Ritoru Foresuto Jenis Film : Drama Produser : Keiichiro Moriya, Satoko Ishida Penulis Naskah : Daisuke Igarashi (Manga), Junichi Mori Sutradara : Junichi Mori Assisten Sutradara : Megumi Sawada Durasi Film : 120 menit Volume : 2 Diputar : - Little Forest : Summer & Autumn [2014] - Little Forest : Winter & Spring [2015] Pemeran : - Ichiko : Ai Hashimoto - Sachiko : Karen Kirishima - Yuta : Takahiro Miura - Kikko : Mayu Matsuoka - Shigeyuki : Yoichi Nukumizu
Little Forest versi Jepang
Diangkat dari serial komik berjudul Little Forest yang ditulis dan diilustrasikan oleh Daisuke Igarashi, film ini dibagi menjadi dua bagian. Yang pertama adalah “Little forest : Summer & Autumn” yang diputar pertama kali di San Sebastián International Film Festival (2014) . Yang kedua adalah “Little Forest: Winter & Spring” yang diputar pertama kali di Berlin International Film Festival (2015).
Film ini mengusung teknik story telling , dimana karakter utamanya yaitu seorang gadis bernama Ichiko (Ai Hashimoto) akan menggiring penonton untuk membangun sebuah cerita dengan narasi yang disampaikan olehnya.
Ia banyak bercerita tentang desanya, peristiwa yang ia alami, dan tentang kegiatannya sehari-hari. Mulai bangun tidur, bekerja di sawah atau kebun, mempersiapkan bekal atau makanannya sehari-hari, sampai tibanya saat ia harus tidur.
Sinopsis
Ichiko yang tinggal di kota besar memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya di wilayah pegunungan Tohoku, yaitu Desa Komori. Selain karena permasalahan cintanya yang gagal, keputusannya untuk pulang kembali ke Desa Komori adalah karena ia merasa kota besar bukanlah tempat yang tepat untuk dirinya berada.
Desa Komori yang secara harfiah berarti little forest atau hutan kecil adalah satu-satunya tempat yang ia bisa tuju saat itu.
Walau terpencil, desa tersebut memiliki semua yang dibutuhkan Ichiko untuk hidup, terutama tempat tinggal di mana ia pernah hidup bersama ibunya. Rumah Ichiko di Desa Komori dikelilingi sungai, lahan pertanian, dan hutan lebat rumah bagi tumbuhan dan hewan-hewan liar yang hidup bebas.
Di desa ini juga terdapat kekayaan alam yang melimpah, bebas polusi, lingkungan yang nyaman dan tenang. Yang nggak ada di sana hanyalah supermarket ataupun minimarket.
Sejak usianya 18 tahun, ia sudah belajar untuk hidup mandiri dan bekerja keras untuk menghidupi dirinya sendiri. Mungkin tidak sulit baginya untuk bisa hidup sendirian di desa yang terpencil.
Sejak kecil ia pun sudah dibekali dengan banyak pengetahuan dan keterampilan untuk bertahan hidup. Dari bertani, berkebun sampai mengolah hasil panen atau bahan makanan yang ada menjadi santapan sehari-hari.
One you start doubting. It never ends.
(Sachiko) Little Forest versi Jepang.
Walau tinggal di rumahnya sendiri, ia memiliki keraguan apakah keputusannya tinggal di sana adalah tepat? Dan apakah ini yang ia benar-benar inginkan? Ia merasa masih belum sreg untuk menetap lebih lama. Jiwa mudanya masih ingin berpetualang untuk menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya.
Di desa tersebut, selain mengisi dan menikmati hari-harinya dengan bekerja di ladang, ia juga bercengkrama dengan teman-teman sepantarnya yaitu Kikko dan Yuta, atau ibu-ibu lansia yang tinggal di dekat rumahnya.
Ia pun terus mengasah keterampilan memasaknya dengan sesekali mengingat tips atau resep makanan yang pernah dibuat oleh ibunya.
Cooking is a mirror that reflects your mind.
(Sachiko) Little Forest versi Jepang
Kekurangan
- Alur film yang lambat mungkin akan membuat sebagian orang yang menonton bosan.
- Konflik disajikan secara bertahap dari satu peristiwa ke peristiwa yang lain. Ini seperti menyusun puzzle untuk mengetahui peta konflik yang Ichiko hadapi selain hidup sendiri dengan bertani, memasak dan makan.
Kelebihan
- Keindahan alam yang asri dan kehidupan pedesaan yang tenang disajikan secara apik dari awal hingga akhir cerita.
- Bagi yang suka berkebun/bertani, film ini menyajikan banyak tips jika ingin mencoba menanam beberapa jenis tanaman di rumah. Tentunya tradisi bercocok tanam di negeri Sakura ini diperkenalkan kepada penonton.
- Bagi yang suka masak, ada beberapa resep masakan simpel yang sangat menggugah selera, dan bisa dicoba di rumah.
- Keahlian dan kehidupan yang dimiliki Ichiko ini dapat menginspirasi siapa saja yang ingin hidup sederhana dan minimalis.
- Dapat mengingatkan kita untuk lebih menghargai akan jerih payah para petani untuk pengadaan bahan makanan yang berakhir di piring kita.
- Dapat memotivasi para penonton untuk berkreasi dalam membuat makanan.
Film Little Forest versi Jepang ini bukan saja tentang film tentang filosofi makanan, tapi juga bisa menjadi film tentang kontemplasi diri,. Pencarian jati diri dan tujuan hidup yang sangat menarik dan menenangkan. Bagi yang ingin menonton film ini disarankan untuk menonton film Little Forest.
Happy watching guys!
film ini sangat bermakna buat saya, banyak hal dari film ini yg mengubah prespektif saya tentang kehidupan sehari hari yang monoton di pedesaan. sangat menarik, sangat jarang orang yang mengulas film ini karena sedikit dari mereka memahami esensi yang ada dalam film jenius ini dalam segi pengambilan gambar, moment, dll. Terima kasih sudah mengulas film ini 🙂
Terima kasih sudah membaca ulasan saya ini Mas Abdul. Terima kasih juga untuk pendapat dan sharingnya ^_^